Banyak cara wanita cerdas agar bisa hidup bahagia. Karena pada umumnya wanita cerdas cukup memahami bahwa hidup terdiri dari berbagai pilihan, dan kebahagiaan adalah salah satu pilihan yang ada di dalamnya.
Ketika kita terus-menerus menghadapi hal yang mengganggu ketenangan pikiran dalam kehidupan, mulai dari cara menambah pendapatan, karier, hingga percintaan. Memilih untuk tetap bahagia rasanya mustahil.
Namun, menghindar dari masalah hidup juga tak mungkin. Kabar baiknya, ada beberapa cara agar kebahagiaan bisa menjadi sebuah pilihan.
Cara wanita cerdas memilih untuk bahagia
1. Fokus pada kelimpahan dalam hidup daripada kekurangan
Kita tidak bisa menunggu hidup menjadi sempurna sebelum sampai mencapai rasa bahagia. Seoptimis apa pun kita, fakta sederhananya adalah hidup ini tidak sempurna, begitu juga dengan kita.
Kita tidak selalu bisa mengendalikan nasib yang kita terima, namun kita bisa memutuskan apa yang kita fokuskan.
Dengan berfokus pada kelimpahan, maka kita mulai akan mudah bersyukur. Terlepas dari seberapa banyak lagi yang masih kita inginkan.
Ini bukan tentang puas dengan apa yang ada tetapi menyadari bahwa apa yang kita miliki tidak akan pernah cukup jika kita tidak menghargainya.
Rasa syukur telah terbukti menjadi penumbuh kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup.
2. Jangan terlalu asyik dengan diri sendiri
Menggali ke dalam untuk mengenal dan memahami diri adalah hal yang baik. Tapi, jangan terlalu banyak melihat diri sendiri.
Namun, terlalu banyak melihat diri kita sendiri tidak selalu baik. Kita juga perlu mengalihkan perhatian kepada orang lain. Intinya adalah tentang berbagi, baik materi atau perhatian.
Mungkin salah satu alasan mengapa fokus pada orang lain membuat kita lebih bahagia adalah karena hal itu meningkatkan rasa hubungan sosial, sekaligus memunculkan perasaan bersyukur.
3. Tidak takut untuk mengutamakan dan menyampaikan kebutuhan diri
Banyak wanita yang memiliki kecenderungan untuk menyenangkan orang lain yang terlalu sering merampas suara mereka. Akibatnya mereka takut mengatakan “tidak”, karena tak mau mengecewakan orang lain.
Memilih untuk bahagia berarti membiarkan kebutuhan dan keinginan kita didengar.
Jika kita selalu menempatkan keinginan, ide, dan perasaan orang lain di atas kebutuhan sendiri, itu sebenarnya adalah bentuk pengkhianatan terhadap diri sendiri.
4. Bertanggung jawab penuh atas kehidupan sendiri
Wanita yang cerdas tahu bahwa sulit untuk memilih bahagia ketika selamanya merasa bergantung pada orang lain.
Ketika hal-hal buruk terjadi, kita sangat tergoda untuk mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan.
Terutama ketika kita tahu bahwa itu bukan kesalahan kita. Tetapi, bahaya dari mentalitas ini bisa menghilangkan kekuatan kita.
5. Tidak mempermasalahkan hal-hal kecil
Pernahkah kita menyadari bahwa semakin baik kehidupan, kita bisa menemukan hal-hal kecil dan tampaknya tidak penting untuk dikeluhkan?
Hal-hal sepele ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan kita secara keseluruhan.
Penelitian telah menemukan bahwa gangguan-gangguan kecil ini (yang bahkan tidak dapat kita kendalikan) masih meningkatkan hormon stres kita hingga 15 persen.
Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tapi cobalah untuk selalu merenungkan apakah mengkhawatirkan sesuatu itu sepadan dengan usaha yang dilakukan.
6. Jangan terikat pada kebencian
Entah itu diselingkuhi, tidak dihargai, atau diabaikan, semua itu pasti menyakitkan.
Penelitian pun menunjukkan, penolakan emosional dan pengucilan sosial dirasakan dengan cara yang sama seperti rasa sakit fisik di otak.
Jadi, kita bisa saja menginternalisasi rasa sakit itu dan menyimpan dendam. Kita mungkin akan mengulang-ulang kesalahan yang terjadi dalam pikiran kita, menghidupkan kembali penderitaan ini.
Namun, kita benar-benar harus menemukan cara untuk melepaskan semua itu.
7. Tidak selalu mengharapkan yang terburuk
Selalu waspada terhadap skenario buruk sangat menguras tenaga. Apalagi skenario yang kita takutkan itu belum tentu akan terjadi.
Pendekatan kewaspadaan yang berlebihan ini sebenarnya merampas kebahagiaan kita.
Sayangnya, ketika kita melakukan sesuatu dengan mengharapkan yang terburuk, kita bisa saja secara tidak sengaja malah menciptakannya.
Berusaha dengan penuh kesadaran (mindful) untuk menciptakan pandangan yang optimis telah terbukti membuat kita jauh lebih bahagia daripada memiliki pandangan yang pesimis terhadap dunia.
8. Mempraktikkan penerimaan diri yang mendalam
Kita terkadang bersikap keras dan mengharapkan diri kita sendiri untuk menjadi wanita super dan melakukan semuanya. Kita juga bisa menuntut diri kita sendiri dengan standar kecantikan yang mustahil.
Tidak ada yang lebih berpotensi merenggut kebahagiaan dan harga diri selain suara kritis yang ada di dalam diri kita.
Itulah mengapa belajar untuk meredam suara itu sangat bermanfaat bagi kesejahteraan kita.
9. Menerima kenyataan hidup, apa pun itu
Bukan hanya penerimaan diri yang perlu dipraktikkan tetapi juga untuk menerima apa yang sudah ada dalam hidup mereka, daripada melawannya.
Ajaran Buddha juga menyoroti pentingnya penerimaan setiap kali kita tergoda untuk menolak atau menghindari kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari.
Penolakan ini hanya akan menjauhkan kita dari kenyataan saat ini dan dalam prosesnya mendorong kita untuk memilih ketidakbahagiaan daripada kebahagiaan.